Sabtu, 17 Oktober 2009

melihat diri sendiri

..umur yg semakin tua belum tentu membuat kita lebih bijaksana..

bukan berarti aku merasa aku bijaksana ya...
karena aku emosional dan tempramental. dan orang bijaksana tentunya tidak seperti itu.

iya, bukan?? *bukaaaaaaaaaaaaann..... (-.-)'*

kemarin siang aku ngobrol dengan bosku ketika makan siang di kantin kantor. aku suka ngobrol atau dengar cerita2 dari dia, karena banyal filsafat yg bisa aku curi diam2..
jadi dia bertanya pada saya begini, " Putri, bagaimana caranya beramal tapi tidak menyakiti kedua belah pihak. baik dari sisi pemberi sedekah, maupun si penerima sedekah."

saya terdiam sesaat. dalam hati saya berfikir, dari pihak si penerima apa ruginya sih..
tapi flashback, aku pernah menjadi si penerima sedekah. saya kuliah dibiayai oleh tante saya. beliau sangat baik hati menyisihkan sebagian hartanya untuk membiayai kuliah saya yang tidak murah. tapi dilihat dari sisi saya sebagai penerima sedekah, saya tidak merasa bahagia atau leha2 atau apalah itu sebutan yang tepat.
setiap saya menerima uang pemberian dari tante saya, saya selalu merasa rendah. saya tau, itu hanya perasaan saya saja. Tante saya tidak pernah merendahkan saya.
saya selalu bertanya dalam hati, "sampai kapan saya seperti ini, menerima pemberian orang.."
rasanya tidak enak. sungguh. tapi dari situ saya termotifasi untuk terus bergerak menjadi sesuatu, biar saya bisa menjadi 'yang memberi' bukan lagi 'diberi'..

kembali ke obrolan saya dengan bos,
ternyata bos bersedekah sama orang, dan ceritanya si orang yg menerima sedekah itu tingkahnya kurang menyenangkan bagi beliau. si penerima sedekah itu membuat bos saya kecewa. ya, kurang lebih begitu lah.
flashback lagi, bisa jadi saya juga begitu. mengecewakan tante saya. tapi saya ga tau. karena tante saya tidak menyinggung saya. saya tidak tau salah saya dimana. begitupun bos saya, dia bilang, " ya udah, saya diemin aja, biar dia belajar sendiri.."

belajar sendiri...

itu tergantung orangnya. saya, iya, saya belajar sendiri. tapi kekecewaan itu menurut saya sebaiknya tetap di ekspresikan daripada dipendam dan jadi borok di hubungan kedua belah pihak.
owh, itu menohok diriku sendiri.
dan seharian kemarin aku masih saja kepikiran kata2 bos..

kembali ke kata2 bos, saya sempat menanggapi omongan bos dengan jawaban seperti ini, " bapak mending ngomong aja, apa yg bikin bapak kecewa. daripada dipendem, dia ga bakal tau salah dia dimana. dia ga bakalan bisa berubah" dan itu lagi jawaban dia, biar dia belajar sendiri..

aku menghargai usahanya untuk mencoba memandang sesuatu dari berlainan sisi. tidak hanya dari sudut pandang dia, tapi dia mencoba melihat dari sudut pandang yang lain..
waw.. menurutku masih jarang orang yang seperti itu.

kebanyakan dari kita melihat dari sisi kita. termasuk aku sendiri kadang seperti itu. yah, manusiawi sih. bahkan kadang kita egois saat menyikapi masalah dengan mengatakan, "cobalah lihat dari sudut pandangku" atau "kamu ga ngerasain apa yang aku rasain"...

well, itu adalah pelajaran hidup yang ke.. *banyak*

kita harus bisa lebih bijaksana dalam menyikapi ataupun memandang sesuatu..
tapi kadang memang emosi membutakan hati dan pikiran...

aku juga lagi belajar kok, semoga aja kelak aku bisa jauh lebih baik lagi,
amin ya Rabb...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katanya sih...