Sabtu, 19 Desember 2009

last word for sunshine

Aku merindukanmu teramat sangat, Matahariku ...

berhari-hari kau tak bersinar. aku sangat hancur melihatmu. aku merasa remuk saat tak mendapati keberadaanmu.

kemana saja kau, Matahariku ?
terbesitkah dibenakmu, ingin tinggalkan aku ?

aku takut sendirian, Matahariku ...

tak kan ada lagi yang keringkan air mataku.
aku mau kamu, matahariku ...
kemarilah, dan duduk disampingku.
aku ingin sekali bersandar di pundakmu.
aku rindu saat-saat kau menepuk-nepuk lembut kepalaku untuk kemudian mengecupnya.
aku rindu saat-saat kau petikkan gitarmu, dan bernyanyi dengan suara paraumu.
suara parau yang merdu buatku.

aku rindu bersamamu.
bilakah kau berkenan sambut tanganku.
jangan biarkannya menggantung hampa di udara.
tapi mengapa kau tak beranjak, dan masih saja bertahan disana ?!

ini aku, Matahariku ...
 
ini aku ...

apa aku sudah bukan hal yg penting buatmu ?
kau tak lagi pernah memikirkanku ?
tak terbayangkah kau rindu aku ?
aku hancur dengan diammu ini, matahariku. tolong katakan sesuatu. jangan biarkan asaku jadi abu.

...

kau masih bisu. kau remukkan duniaku. selamanya aku mau malam. melihatmu bersinar buatu beku.
aku bisa saja berkilah, aku izinkan kau bersinar, benderang.
tapi disini, aku tetap beku. semua terasa semu buatku.
...

Love, Live ... everything inside is just a Lie.
You proved it to me.
Thanks for all, sunshine. Goodbye ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katanya sih...