Jumat, 29 April 2011

Di penghujung April


Di Café di jalan Bali, aku duduk dan menunggumu kembali.

Ditemani secangkir vanilla latte yg segaris lagi tamat riwayat, malam ini. Mengalun lagu Yovi-Nüno Masih mencintaimu sebagai backsoundnya. Bukannya kau yang buat janji. Untuk bertemu lagi malam ini. Tepat ke duaratusduapuluhdua hari. Kenapa harus duapuluhdua hari? Jangan tanya aku dong, itu kan idemu. Pasti asal tembak.
Apa aku salah hari? Apa kau yang lupa janji? Atau kau yang tidak berniat kemari dan aku yang terlalu berharap untuk kau datang malam ini?
Kau mengerjaiku ya?!
Kulirik jam ku. Pukul sepuluh lebih limabelas. Oke. Mungkin masih terlalu dini. Mungkin nanti agak malam baru kau kemari.

Kemudian aku memanggil bartender. Meminta tambah vanilla latte yang sudah teler duluan. Cangkir-cangkir bekas itu nampak menyedihkan tanpa isi. Cangkir cantik, apalah artinya tanpa ada isi. Seperti aku yang kehilangan kopiku- isi dalam cangkirku- jiwaku.
Vanilla latte ku datang. Aku tersenyum pada mas-mas yang barusan mengantarkannya. Dia balas senyum. Mengeluarkan secarik kertas dari saku celemeknya. Memberikan padaku. Tersenyum lagi lalu pergi.
...
Kenapa harus lewat secarik kertas dengan tangan orang lain? Takbisakah kau sampaikan sendiri padaku? Apa sulitnya...

Airmataku menetes dalam cangkir vanilla latte yang belum sempat kuminum. Menetes satu-satu. Kian tersedu.

Samar terdengar lagu Baim-Kau milikku mengalun perlahan,
di Café di jalan Bali, dimana aku duduk dan menunggumu kembali..


5 April 2011 22:45

6 komentar:

  1. Ah, sedihnya sendirian... andai bisa kutemani. :)

    BalasHapus
  2. Tuturmu saya suka....indah.
    Selamat berakhir pekan, Sahabat...

    BalasHapus
  3. @jensen : terimakasih, setidaknya saya punya vanilla latte walau sedikit asin.. :) :P

    @insanitis : Terimakasih sahabat, sering-seringlah singgah kemari.. :D

    BalasHapus
  4. Saya singgah lagi :))
    sore2 gini emang uenaknya blogwalking ya :))
    Ok deh sob, ditunggu update post nya y..

    BalasHapus
  5. Aduhh enak tuh vanilla latte-nya.
    Kenapa gak manggil daku, put.

    Klo dikau kesepian, daku ikhlas untuk ditraktir segelas Vanilla Latte. LoL

    Btw, nice words. Tapi kenapa harus 'mas-mas'
    hehehehehe

    BalasHapus
  6. @insanitis : Check my other story at omiosse.tumblr.com :)

    @Robby : Hahah.. kan biasanya pelayannya mas-mas, jarang yang koko-koko apalagi ngkoh-ngkoh atau om-om.. :P

    BalasHapus

Katanya sih...