Sabtu, 22 Juni 2013

Disanalah, di Surabaya

Ini harusnya di post beberapa minggu lalu sih. Tapi nggak papa lah ya. :-D

Saya berkesempatan untuk menghabiskan weekend di Surabaya. Kenapa Surabaya, karena memang sudah lama sekali saya ingin kesana. Surabaya bisa menjadi perhentian pertama sebuah perjalanan seru. Dari sana kita bisa melanjutkan perjalanan ke Malang, atau Madura. Niat awal sih saya mau ke Madura. Menghabiskan waktu yang panjang sekalian menenangkan diri karena saya mau resign dari pekerjaan saya. Tapi begitulah hidup, kadang apa yang kamu rencanakan hari ini tidak benar-benar memungkinkan untuk kamu jalani sesuai waktu yang kamu inginkan. Bukan tidak bisa, tapi belum bisa. Shit happens, sometimes. Kehidupan memberi pilihan demi pilihan dan keputusan harus dibuat. Singkat cerita, rencana ke Madura harus ditunda dan saya hanya sempat mengunjungi kakak di Surabaya dan menghabiskan Sabtu yang seru bersama dia. That was good, and that's more than enough. :)



Jum'at malam saya menginap di kost salah seorang teman-next akan kutulis soal dia ;)-yg rela bangun jam 2 pagi dan menemani saya mencari taksi karena saya harus berada di bandara jam 3 pagi. Penerbangan pertama dengan maskapai citilink dijadwalkan berangkat jam 4.10 pagi dan landing di Surabaya kurang lebih jam 5-an pagi. Penerbangan lancar dan saya sarapan rotiboy vanilla di bandara Juanda sambil menunggu kakak yang akan menjemput saya. Juanda adalah bandara kecil yang tidak merepotkan meskipun ramai. Damri juga siap mengantar ke purabaya atau ke tanjung perak.

Saya langsung menuju kosan kakak, bermain dengan kucing ibu kost yang baru beranak tiga ekor dan miaw miaw lucu sekali. Di depan kosannya ada akuarium ikan mas. Lucu, ikan yang berenang-renang selalu bisa membuatku senang dan tenang dan aku merasa weekend ku akan indah. Seindah ekor-ekor ikan yang meliuk-liuk seperti selendang cantik seorang penari. Kami mengobrol soal ini itu. Kebanyakan saya bercerita dan sedikit curhat yang kukendalikan dengan baik. Lalu giliran dia bercerita aku semacam mendengar dongeng dan lalu aku tertidur. Dia membangunkanku untuk makan siang.





Aku mau makan lontong balap, dan dia membawaku ke sepanjang jalan yang sayang sekali saya lupa nama jalannya. Yang kuingat sepanjang jalan itu berderetan penjual lontong balap dan sate kerang. Surabaya masih seperti yang kuingat dan orang-orang bilang, panas pol. Ujung-ujungnya kami masuk mall Tunjungan plasa. Makan es krim kecil-kecil yang seperti bambino di sebuah kedai gelato di jakarta. Tapi beda dengan gelato, eskrim ini cepat sekali meleleh.


Menjelang sore, dia mengajakku ke pantai Kenjeran yang tidak indah. Terlebih kami sampai tepat saat matahari sudah tenggelam. Sisa semburat ungu, dan saya melihat lumpur dan bukan air laut. Juga tidak bisa bermain air. Entah pantai apa ini. Tapi Kenjeran waterpark ini dibangun dengan cukup mewah. Dekorasinya mengingatkan saya pada taman mini. Ada bangunan-bangunan kastil yang dibuat menyerupai disneyland. Yang saya anggap menarik justru kuil buddha yang cukup besar dan memang kuil yang aktif digunakan untuk tempat beribadah dan bukan miniatur. Kami menikmati jagung bakar dan kemudian hal yang kuyakini itu benar. Bulan perlahan naik dan sempurna bulat. Warnanya orange keemasan dan luar biasa indah. Ternyata malam itu fullmoon. Memang benar, tempat yang awalnya kupikir tidak bagus bisa menawarkan keindahan yang tersembunyi. Hanya perlu bersabar. Kami menikmati jagung bakar sambil memandang bulan beranjak tinggi. Cerita demi cerita mengabur bersama tawa.

Begitulah Sabtu saya disana, di Surabaya.
Soal Minggu, mungkin kuceritakan lain waktu. ;)

Have a sweet Saturday, dear people. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Katanya sih...