Sabtu, 24 September 2011

Anak Perempuan dan Ayah



Ayah,
Jujur aku selalu merasa kesulitan tiap kali diminta untuk bercerita tentangmu. Selalu terdiam lama untuk mencari sejumlah kata yg tepat. Engkau tidak sempurna, sama sekali. Jujur lebih banyak keluhan yg aku simpan untukmu dibanding pujian. Tapi tentu aku tidak perlu mengumbarnya. Bagiku kau sempurna. 
Darimu aku belajar untuk keras pada diriku sendiri. Berusaha untuk segera bangun saat aku jatuh. Berdiri diatas dua kaki. 
Aku ingat lebaran tahun lalu, saat aku tiba-tiba kolapse dan kembali betuk-batuk, kau mengantarku ke dokter. Kau nampak begitu tegang melihat aku batuk sampai mukaku pucat dan kukuku membiru. Lalu kau dan mama mengungkit tentang batuk yg sering jadi penyakit langganan waktu aku sekolah. Aku demam hari itu, dan kau mengizinkanku untuk tidur disebelah mama malam itu sementara kau tidur di kasur kecil. Mama menyuruhku untuk menambah cuti dan istirahat di rumah, tapi tidak denganmu. Kau bertanya padaku apakah aku sudah cukup kuat untuk perjalanan jauh. Aku bilang Insya Allah. Kau kembali membawaku ke klinik dan berkonsultasi dengan dokter. 
"Uang bisa dicari", katamu.
Tapi toh kau melepasku pergi juga. Mama mengelus-elus punggungku dan menyayangkan aku tidak menambah cuti beberapa hari. Aku tersenyum dan kau bilang, "Cuma kamu yg bisa mengukur batas dirimu sendiri." Aku mencium punggung tanganmu dan berpamitan. 
Terlepas dari semua kenangan burukku tentangmu, ayah, dimataku kau tetap hebat. Meskipun orang lain bilang kau terlalu keras pada kami, toh kami yg menilai sikapmu, bukan mereka. Dari sikap kerasmu aku tahu bahwa kau percaya penuh padaku. Kau percaya kalau aku sudah besar dan bisa mengambil keputusan sendiri. Tetaplah begitu, ayah, jangan berubah. 



Selalu penuh senyum,
Putrimu.

4 komentar:

  1. Tanpa ayah tanpa ada kita .... jika buruk maka baikkanlah.. jika sesat maka luruskanlah.. :)

    BalasHapus
  2. wah blognya seger..
    jadi kangen sama bapak

    BalasHapus
  3. @Choiri setyawan:
    Iya, nggak ada ayah nggak ada kita. :D

    @Slamet riyadi:
    Terimakasih :D. Ditelpon dong bapaknya, biar seneng.. :)

    BalasHapus
  4. Jadi kangen ayah, jarak dan k adaan yang memisahkan kita, buat ayah aku yang lagi sakit cepet sembuh dan ceoet diangkat penyakitnya 😘😂

    BalasHapus

Katanya sih...