Dukaku Dalam Sebuah Renungan
Sepercik duka pada pucuk-pucuk cemara
selalu berpijar kala embun mulai menetes
seperti aku yang selalu berdiri di tepi
tebing kemuraman yang menganga
Tatkala bimbang pada malam gemerlap
yang datang pada seutas kelam kelabu
yang berputar, yang menerjang
tak akan pudar
Seperti dukaku
Seperti anganku
Tak kunjung berakhir, kulupa
Bahwa Tuhan adalah Tuhanku
Kini kusadar, bersimpuh
hatiku berteriak :
Hilang sudah dukaku ?
note:
ini bukan puisi karya saya,
puisi ini saya dapat dari buku kliping tugas SMP dulu.